Skip to main content

do we still need a word 'Ganyang' literally?

After a bunch of time, there's some note I write on Indonesian relationship with our neighbor country Malaysia which getting hotter lately. I'll start with a simple question, Do we really have to start a WAR with them? This question emerges after some incident, our Government Fisheries officers are being captured by Malaysian military officers. Situation is getting worse after public knows that those Indonesian officers are doing their job to capture Malaysian fish-burglar for illegal fishing.

Let's start with a real fact. Both Indonesia and Malaysia are members of United Nations (UN) and peace are the foremost priority. If Indonesia are consider to initiate war with Malaysia, World will spontaneously condemn it and it would simultaneously discourage Indonesia in many aspect. Moreover, Malaysia is signed a defense pact with four commonwealth countries. If Indonesia are attacking Malaysia, these four commonwealth countries will also on offensive stance opposing Indonesia.

Further question? What do we have, do we have sufficient artillery and weapons to make it? 16 Sukhoi? only able to do only one complete squadron. Navy? Some say it's rubbish.

Last but not least? Are we still going to initiate WAR with them?

Comments

Popular posts from this blog

Outlook Ekonomi Indonesia 2010

Krisis keuangan global pada tahun 2008 sedikit banyak masih berpengaruh terhadap geliat ekonomi nasional pada tahun 2009. Tahun 2007 pertumbuhan ekonomi dunia mencapai angka yang cukup tinggi yaitu sebesar 5,2%. Namun pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi dunia melambat menjadi 3%, dan bahkan pada semester ke dua tahun 2009 jatuh ke level negatif pada angka -1,1%. Namun setelah kuartal ke tiga tahun 2009, ekonomi dunia mulai menggeliat dari keterpurukan akibat krisis keuangan global. Dampak krisis global kepada perekonomian Indonesia dapat terlihat dari nilai pertumbuhan GDP pada kuartal ke empat tahun 2008 yang berkontraksi sebesar -3,65%. Pada saat itu inflasi juga cukup tinggi yang mencapai puncaknya pada bukan September 2008 sebesar 12,14%. Kondisi tersebut memaksa Bank Indonesia sebagai otoritas keuangan untuk mematok BI-Rate cukup tinggi sebesar 9,5% pada bulan November dan Desember 2008. Pada saat itu pun cadangan devisa Indonesia berkurang sebesar USD 7 miliar hingga ke tingkat U...

Blackberry Oh Blackberry

Kemarin (15/6) pihak perusahaan telepon pintar ( smartphone ) ternama yang memproduksi produk ternama Blackberry yaitu Research In Motio n (RIM) telah bertemu dengan Badan Regulator Telekomunikasi Indonesia (BRTI). Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk membahas mengenai nasib bisnis Blackberry di Indonesia. Pertemuan ini dihadiri oleh delegasi RIM yaitu Robert E. Crow dan diterima oleh seluruh anggota BRTI kecuali Ketua. Salah satu yang menjadi isu dalam diskusi tersebut adalah maraknya produk Blackberry kloning yang beredar di masyarakat. Namun demikian tidak ada yang memungkiri bahwa perkembangan Blackberry di Indonesia setahun belakangan cukup pesat ditandai dengan kesediaan tiga operator seluler ternama seperti Indosat, Telkomsel, dan XL bersedia menjadi vendor lokal penyedia jaringan. Bahkan dalam setahun terakhir ini pertumbuhannya mencapai 500%. Saat ini pun pengguna Blackberry di Indonesia telah mencapai 400 ribu orang. Namun demikian perkembangan bisnis Blackberry di Indonesia...

DIPLOMASI TENUN, KOPI, DAN TARIAN

Hari itu pastinya akan selalu dikenang oleh bu Dayu. Bagaimana tidak? Ini adalah kali pertamanya bu Dayu naik pesawat.  Pesawat ini membawanya ke Jakarta. Di sana Bu Dayu diantar menuju ke sebuah hotel bintang lima di bilangan Senayan. Bu Dayu akan menunjukkan kebolehannya dalam mengolah mesin cag cag dan memintal seutas demi seutas benang menjadi sebuah kain yang indah. Dan keahliannya ini akan disaksikan langsung oleh Madame Lagarde, pimpinan tertinggi lembaga bergengsi dunia bernama International Monetary Fund (IMF). Bu Dayu bukanlah seorang pakar fashion ataupun desainer kain. Dia adalah seorang wanita paruh baya yang sebelumnya bahkan tidak memiliki pekerjaan tetap. Di desanya, di Kabupaten Jembrana, Bali, tidak banyak lapangan pekerjaan yang hal yang dapat dilakukannya untuk mendapatkan uang untuk membuat dapurnya tetap mengepul.  Sampai pada tahun 2015, bu Dayu bergabung dalam sebuah kelompok tenun lokal yang tengah dibina Bank Indonesia Kantor Perwakilan P...