Skip to main content

Posts

DIPLOMASI TENUN, KOPI, DAN TARIAN

Hari itu pastinya akan selalu dikenang oleh bu Dayu. Bagaimana tidak? Ini adalah kali pertamanya bu Dayu naik pesawat.  Pesawat ini membawanya ke Jakarta. Di sana Bu Dayu diantar menuju ke sebuah hotel bintang lima di bilangan Senayan. Bu Dayu akan menunjukkan kebolehannya dalam mengolah mesin cag cag dan memintal seutas demi seutas benang menjadi sebuah kain yang indah. Dan keahliannya ini akan disaksikan langsung oleh Madame Lagarde, pimpinan tertinggi lembaga bergengsi dunia bernama International Monetary Fund (IMF). Bu Dayu bukanlah seorang pakar fashion ataupun desainer kain. Dia adalah seorang wanita paruh baya yang sebelumnya bahkan tidak memiliki pekerjaan tetap. Di desanya, di Kabupaten Jembrana, Bali, tidak banyak lapangan pekerjaan yang hal yang dapat dilakukannya untuk mendapatkan uang untuk membuat dapurnya tetap mengepul.  Sampai pada tahun 2015, bu Dayu bergabung dalam sebuah kelompok tenun lokal yang tengah dibina Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi B
Recent posts

LIAISON OFFICER, SALAH SATU WAJAH BI DI MATA INTERNASIONAL

Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam. Ridwan (KPw Kaltim) masih mondar mandir di executive lounge Bandara Ngurah Rai dengan berpakaian batik lengan panjang terbaik yang dia miliki. Motifnya madura. Ridwan sengaja menyiapkannya khusus untuk kesempatan langka ini, menyambut kedatangan Gubernur Reserve Bank of India, Raghuram Rajan, di Bali untuk menghadiri pertemuan Gubernur Bank Sentral Asia Pasifik ( EMEAP Governors Meeting) pada Juli 2016 lalu. Ridwan bertugas sebagai LO yang akan ‘menempel’ Raghuram Rajan selama rangkaian acara ini. Raghu ditemani oleh Ridwan Bagi Ridwan ini adalah momen spesial. Sebelumnya Ridwan tidak mengetahui siapa Raghuram Rajan, sampai dia melihat fim Inside Job (2010). Sebuah film dokumenter tentang krisis finansial global tahun 2008 ini telah memperkenalkannya pada Raghu.   Raghu, begitulah dia disapa di forum-forum internasional, adalah sosok yang sangat disegani. Nama Raghu tersohor baik sebagai mantan ekonom utama di IMF, Profesor di University o

Kerja Sama Swap Arrangement dalam Rangka Crisis Management dan Fasilitasi Perdagangan Internasional dan Investasi

Perkembangan ekonomi global dan regional yang belum menggembirakan semakin mendorong BI untuk terus meningkatkan kewaspadaan risiko krisis yang membayangi. Penguatan mekanisme regional self help kawasan terus diperkuat di tengah situasi yang masih belum menggembirakan. Kondisi nilai tukar Rupiah yang masih berada dalam tekanan semakin menguatkan seluruh negara emerging untuk semakin mempercepat efektivitas jaring pengaman keuangan kawasan. Sebagai salah satu skema kerja sama regional financial arrangement , Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) terus diperkuat. Kerja sama dalam bentuk pooling fund sebesar USD240 miliar yang dikumpulkan oleh seluruh negara ASEAN+3 menjadi andalan dalam upaya mengatasi risiko permasalahan likuiditas dan sebagai bantalan ( cushion ) neraca pembayaran.  Perjanjian CMIM yang masih dalam tahap finalisasi sebelum pemberlakuan secara efektif terus diperkuat dengan penyusunan Operational Guideline sebagai upaya menciptakan kelancaran dalam impl

Outlook Asia Pasifik

Pemulihan ekonomi global menghadapi ketidakpastian. Sektor manufaktur dan perdagangan global melambat tajam di tahun 2012 didorong oleh pelemahan ekonomi negara maju dan berdampak spillover ke emerging market. Prediksi pertumbuhan global lebih lambat berdasarkan asumsi bahwa eurozone akan secara gradual akan melonggarkan (easing) kondisi finansialnya, serta kemungkinan AS akan menghindari kebijakan ‘fiscal cliff’. Meskipun belum ada kemajuan signifikan namun beberapa indikator utama menunjukkan kemajuan merespon kebijakan-kebijakan di Eropa dan easing yang dilakukan oleh The Fed. Fundamental ekonomi EM tetap kuat, tingginya employment dan solidnya permintaan domestik dibantu oleh kebijakan pelonggaran makro dapat mendorong demand domestik di EM. Meskipun demikian tingkat pertumbuhan diproyeksikan belum akan kembali ke level pra krisis

Monetary Policy Review Q-II-2012

In the near future, Bank Indonesia will focus on the efforts of maintaining internal and external imbalances especially maintaining exchange rate and inflation. Current interest rate policy combined with macro prudential policy will still be implemented to control inflationary pressure especially in demand side. Furthermore, coordination with government needs to be strengthened to address the supply side unpredictability.

Update Sektor Ritel 2011

Setelah off beberapa saat, update Fairconomics kali ini akan membahas tentang perkembangan dunia ritel saat ini dimana pasca putusan KPPU tahun 2009 ternyata sudah banyak perubahan. Meskipun demikian saya coba gambarkan dulu bagaimana kemajuan sektor ini. Seiring dengan pertumbuhan kelas menengah di Indonesia, pertumbuhan ritel modern semakin meningkat terutama sejak tahun 2005. Setelah mengalami pertumbuhan yang lamban sebesar 5% pada tahun 2009 lalu, Economist Intelligent Unit (EIU) mengukur bahwa tahun 2010 sektor ritel tumbuh sebesar 10% dan sampai dengan 2015 diprediksi sektor ritel akan tumbuh sebesar 12 – 15%. Konsumen yang selama ini terbiasa dengan adanya pasar tradisional sebagai pusat kegiatan akan segera beralih dengan adanya pusat perbelanjaan dan hypermarket yang menawarkan kenyamanan dan juga hiburan.

Keterkaitan Erat Hukum dan Kebijakan Persaingan Usaha dalam Rangka Peningkatan Investasi

Belakangan ini banyak sekali pemberitaan di media massa yang menyatakan bahwa beberapa putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bukannya menyelesaikan permasalahan persaingan usaha namun dapat menghambat iklim investasi. Beberapa kasus yang diputus oleh KPPU menuai kontroversi oleh berbagai pihak, antara lain putusan bersalah terhadap Medco dalam perkara Donggi-Senoro maupun beberapa kasus kartel minyak goreng mauapun fuel surcharge. Kesemuanya berujung pada pertanyaan yang sama. Benarkah rezim persaingan usaha di Indonesia masih pro investasi?