menarik ulasan mas Ferizal Ramli di milis tetangga mengenai siapa yang akan hancur akibat adanya krisis global belakangan ini. Tidak dipungkiri bahwa akibat dari semakin terintegrasinya sistem keuangan global akan menyebabkan dampak contagion dari krisis di suatu negara akan berpengaruh cukup besar bagi negara lain apalagi jika tingkat ketergantungan ekonomi terhadap negara tersebut tinggi.
Sekarang saya coba lihat dari sisi trade flow-nya saja Indonesia adalah salah satunya. Dalam jajaran negara tujuan ekspor, Amerika Serikat masuk ke dalam tiga besar bersanding dengan Singapura dan Jepang. Menurut data dari UN Comtrade tercatat pada tahun 2007 dari total ekspor Indonesia sebesar USD114 miliar. Dari situ ekspor Indonesia terbesar adalah ke Jepang dengan nilai USD23 miliar disusul AS dengan nilai USD11 miliar dan di posisi ke tiga adalah Singapura dengan nilai USD10,5 miliar. Posisi ke empat dan lima adalah Cina dan Korea Selatan dengan nilai masing-masing USD9,6 miliar dan USD7,5 miliar. Kelima negara tersebut sudah menyumbang sebesar 55,25% dari total ekspor Indonesia. Konsentrasi negara tujuan ekspor yang cukup tinggi. Kondisinya sekarang banyak pemesan dari luar negeri yang meng-cancel order produk ekspor Indonesia.
Sekarang kita lihat dari sisi impor, total impor Indonesia tahun 2007 tercatat sebesar USD74,4 miliar. Negara asal impor terbesar adalah dari Singapura sebesar USD9,8 miliar disusul oleh Cina, Jepang, Malaysia, dan AS. Total impor dari 5 negara tersebut mencapai USD36,13 miliar yang merupakan 48,5% dari total impor Indonesia dari seluruh dunia yang menunjukkan angka konsentrasi negara asal impor yang cukup tinggi. Risiko yang akan dihadapi di depan adalah pelemahan nilai Rupiah terhadap US Dollar yang akan menambah berat cadangan devisa kita.
Akankah Indonesia akan terkena dampak krisis skunder seperti yang diungkapkan mas Ferizal? Melihat kondisi saat ini neraca perdagangan Indonesia masih surplus sampai dengan tahun 2007. Apakah masih bisa optimis?
Yah, kapitalisme mereka adalah kapitalisme menggelembung. Sekarang gelembung nanah itu pecah maka mereka ikut rontok lah. UK dalam banyak hal mirip Amrik meskipun ndak sepenuhnya sama. UK masih pake Keynes. Jadi, UK juga ikut rontok meskipun ndak separah Amrik. Tapi karena resources UK tidak sekuat Amrik maka tetap saja ekonomi UK jebol parah...Ada poin penting yang dilontarkan mas Ferizal lagi
Hanya jika dampak sekundernya, iya Uni Eropa terkena. Kebanyakan negara Uni Eropa itu ekonominya mengandalkan kekuatan ekspor. Nah, akibat krisis keuangan ini daya beli dunia turun. Akibatnya, pemasukan ekspor mereka ikut turun. Inilah dampak sekunder dari krisis yang mengenai Uni Eropa.
Sekarang saya coba lihat dari sisi trade flow-nya saja Indonesia adalah salah satunya. Dalam jajaran negara tujuan ekspor, Amerika Serikat masuk ke dalam tiga besar bersanding dengan Singapura dan Jepang. Menurut data dari UN Comtrade tercatat pada tahun 2007 dari total ekspor Indonesia sebesar USD114 miliar. Dari situ ekspor Indonesia terbesar adalah ke Jepang dengan nilai USD23 miliar disusul AS dengan nilai USD11 miliar dan di posisi ke tiga adalah Singapura dengan nilai USD10,5 miliar. Posisi ke empat dan lima adalah Cina dan Korea Selatan dengan nilai masing-masing USD9,6 miliar dan USD7,5 miliar. Kelima negara tersebut sudah menyumbang sebesar 55,25% dari total ekspor Indonesia. Konsentrasi negara tujuan ekspor yang cukup tinggi. Kondisinya sekarang banyak pemesan dari luar negeri yang meng-cancel order produk ekspor Indonesia.
Sekarang kita lihat dari sisi impor, total impor Indonesia tahun 2007 tercatat sebesar USD74,4 miliar. Negara asal impor terbesar adalah dari Singapura sebesar USD9,8 miliar disusul oleh Cina, Jepang, Malaysia, dan AS. Total impor dari 5 negara tersebut mencapai USD36,13 miliar yang merupakan 48,5% dari total impor Indonesia dari seluruh dunia yang menunjukkan angka konsentrasi negara asal impor yang cukup tinggi. Risiko yang akan dihadapi di depan adalah pelemahan nilai Rupiah terhadap US Dollar yang akan menambah berat cadangan devisa kita.
Akankah Indonesia akan terkena dampak krisis skunder seperti yang diungkapkan mas Ferizal? Melihat kondisi saat ini neraca perdagangan Indonesia masih surplus sampai dengan tahun 2007. Apakah masih bisa optimis?
Comments