Skip to main content

Madoff dan Piramida Ponzi

Berita yang sangat spektakuler yang saat ini sedang benar-benar saya lihat di Bloomberg TV adalah jatuhnya hukuman terhadap Madoff yang telah melakukan apa yang dapat disebut sebagai penipuan terbesar di dunia. Jaksa Federal AS telah menjatuhi hukuman sebesar 150 tahun penjara dan denda sebesar 25 juta dolar kepadanya atas skema Ponzi yang telah dilakukannya. Apa sebenarnya yang terjadi dengan skema tersebut? Ikuti tautan berikut.


Lawrence Bernard "Bernie" Madoff, pria kelahiran 29 April 1938 adalah mantan direktur eksekutif NASDAQ yang dinyatakan bersalah atas 11 tuntutan pidana, diantaranya adalah penipuan terhadap ribuan investor, terbukti melakukan melakukan sebuah skema Ponzi yang merupakan penipuan terbesar yang pernah dilakukan oleh satu orang. Jaksa Federal AS telah memperkirakan kerugian investor yang diderita hampir sebesar US$65 miliar. Tanggal 29 Juni 2009 dia divonis hukuman maksimum 150 tahun penjara dan denda sebesar US$25 miliar. Awal mulanya pada tahun 1960 Madoff mendirikan perusahaan di Wall Street yaitu Bernard L. Madoff Investment Securities LLC. Sampai dengan dia ditangkap tanggal 11 Desember 2008 dia masih menjabat sebagai Chairman. Perusahaan Madoff tersebut merupakan perusahaan yang dapat dikatakan sebagai market maker di Wall Street.

Awal mula terungkapnya praktek ini pertama kali adalah karena akibat pengakuannya kepada anak-anaknya pada tanggal 10 Desember 2008 bahwa salah satu lini bisnis dari perusahaan yang dipimipnnya dibangun dari sebuah skema Ponzi raksasa. Hal ini kemudian dilaporkan ke pihak berwajib dan besoknya agen FBI menangkap dan mengenakan Madoff dengan tuntutan penipuan. Security and Exchange Commission (SEC) sebagai lembaga otoritas pengawas pasar modal kemudian melakukan investigasi terhadap dari praktek bisnis Madoff sejak tahun 1999. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan skema Ponzi seperti yang dilakukan oleh Madoff ini sehingga modus operandi kejahatan sebesar ini tidak terungkap.

Skema Ponzi merupakan operasi penipuan investasi dengan cara membayar kembali gain investor dari uang mereka sendiri sendiri atau dari uang yang dibayarkan oleh investor lain dan bukan dari gain investasi yang sebenarnya. Skema Ponzi biasanya menawarkan pengembalian investasi yang tinggi untuk menarik investor baru. Dalam jangka pendek hasil yang diperoleh luar biasa tinggi atau konsisten. Agar skema ini terus dapat berlangsung maka perlu ada kenaikan aliran uang dari investor seara konstan.

Skema Ponzi merupakan skema piramida ilegal yang diambil dari nama Charles Ponzi, yang telah berhasil menarik ribuan warga New England berinvestasi ke dalam skema tersebut di tahun 1920. Logika yang dipakai adalah Ponzi dapat mengambil keuntungan dari perbedaan antara mata uang AS dan mata uang asing yang dapat digunakan untuk membeli dan menjual mail coupons internasional. Ponzi berjanji kepada investor bahwa dia dapat memberikan 40% pengembalian investasi hanya dalam 90 hari dengan perbandingan jika investor memperoleh 5% jika diletakkan pada tabungan bank. Agar terlihat bahwa skema ini dapat bekerja dengan baik, maka Ponzi membayarkan pengembalian tersebut pada investor di awal-awal skema ini berjalan. Sistem ini akan runtuh ketika perolehan investasi lebih kecil dari investasi yang ditanamkan. Biasanya, skema terganggu oleh otoritas hukum karena dalam skema Ponzi tersebut diduga promotor menjual sekuritas yang tidak terdaftar. Semakin banyak investor terlibat, semakin menarik perhatian investor.

Dalam skema piramida ini, peserta akan mencoba menciptakan uang dengan cara merekrut peserta baru dalam program ini dengan memberikan janji-janji langit bahwa akan ada pengembalian abnormal yang akan diperoleh dalam waktu singkat tanpa perlu melakukan apapun selain memberikan uangnya dan meminta orang lain melakukan hal yang sama.
Skema ini mirip dengan pola multi-level marketing. Namun demikian dalam skema tersebut pengembalian investasi diperoleh dari uang investasi dari para downliner yang telah dimintai untuk berinvestasi. Setelah investor memberikan uangnya pada pihak sebelumnya, dia akan meminta downline-nya untuk melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan terhadap level sebelumnya. Namun demikian skema ini tidak akan selamanya berhasil dan suatu saat pasti akan jatuh. Apa logikanya? Mari kita lihat gambar berikut



Semakin banyak peserta yang meminta downline-nya untuk membayar investasi kepadanya, maka semakin banyak pula downline tersebut yang akan melakukan hal yang sama kepada downline-nya downline. Begitu seterusnya hingga jumlahnya semakin lama semakin banyak. Pada suatu saat pasti akan terjadi kondisi dimana downline tidak sanggup untuk membayar investasi sebagai bentuk pengembalian dari investor level atasnya sehingga akan berpengaruh juga pada pengembalian di investor level sebelumnya lagi.

Dalam hal ini Madoff berada pada puncak tertinggi dari piramida tersebut. Tentu saja dia memperoleh pengembalian yang paling tinggi yang menyebabkan dia menjadi kaya raya. Namun kekayaannya dibangun dari pondasi yang sangat-sangat rapuh yang pada akhirnya menyebabkan dia terperosok dalam jurang yang justru paling dalam dibandingkan dengan para investor yang terlibat dalam mendukung skema piramida ini. Pernahkah anda membayangkan dihukum 150 tahun penjara? Apa bedanya dengan mati?

Comments

Popular posts from this blog

Mutlak! Diversifikasi Pembangkit

Baru saja saya baca artikel di Media Indonesia mengenai pemberian stimulus fiskal bagi pembangkit tenaga listrik di Indonesia. Beberapa quote dari Bapak Fabby Tumiwa juga pernah saya dengar langsung dari beliaunya. Pembangunan pembangkit non-BBM akan membantu PLN mengantisipasi lonjakan harga minyak dunia yang tidak terduga. Karena ada estimasi pada 2012, harga minyak akan melonjak ke angka USD120 per barel Pernyataan Fabby tersebut cukup logis. Mengapa? Saya bersama teman-teman pernah membuat sebuah kajian mengenai ketenagalistrikan di Indonesia. Fakta yang saya temui cukup mencengangkan. Dengan kondisi harga minyak pada tahun 2008 sempat mencapai USD147 per barel, tarif listrik di Indonesia masih menggunakan TDL 2003. Karuan saja PLN rugi terus karena komposisi input bahan bakar bagi pembangkit di Indonesia masih didominasi oleh bahan bakar fosil (>75% sumber energi pembangkit listrik menggunakan minyak dan batubara). Padahal semakin mahal harga minyak dunia maka komposisi biaya ...

Lessons Learned from APEC Training Program

Few days ago, APEC in coorporation with Japan Fair Trade Commission (JFTC) and Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) helds APEC Training on Competition Policy. This event took place in Sanur Paradise Hotel & Resort, Bali and attended by representatives of several competition policy agency from Rusia, Japan, Mexico, Chile, Peru, Taiwan, Singapore, China, Vietnam, Thailand, Malaysia, and Chinese Taipei. Here are discussion pointer: there are two kind of definition regarding industrial policy which are narrow and broad definition. the narrow definition of industrial policy is policy to promote the economic interests of a particular domestic industry or firm, SOE or private, by providing protection from competition, preferential access to factors of production or to a market for its product or services. otherwise, the broad definition is all the previous policies but to include wider social or infrastructure investment to promote economic development and the welfare of a firm or indu...

LIAISON OFFICER, SALAH SATU WAJAH BI DI MATA INTERNASIONAL

Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam. Ridwan (KPw Kaltim) masih mondar mandir di executive lounge Bandara Ngurah Rai dengan berpakaian batik lengan panjang terbaik yang dia miliki. Motifnya madura. Ridwan sengaja menyiapkannya khusus untuk kesempatan langka ini, menyambut kedatangan Gubernur Reserve Bank of India, Raghuram Rajan, di Bali untuk menghadiri pertemuan Gubernur Bank Sentral Asia Pasifik ( EMEAP Governors Meeting) pada Juli 2016 lalu. Ridwan bertugas sebagai LO yang akan ‘menempel’ Raghuram Rajan selama rangkaian acara ini. Raghu ditemani oleh Ridwan Bagi Ridwan ini adalah momen spesial. Sebelumnya Ridwan tidak mengetahui siapa Raghuram Rajan, sampai dia melihat fim Inside Job (2010). Sebuah film dokumenter tentang krisis finansial global tahun 2008 ini telah memperkenalkannya pada Raghu.   Raghu, begitulah dia disapa di forum-forum internasional, adalah sosok yang sangat disegani. Nama Raghu tersohor baik sebagai mantan ekonom utama di IMF, Profesor di Universi...